Mohamad Asrori Mulky

ketika cahaya bintang mengintip bayang-bayang sinar rembulan, kuketuk jendela rahasia malam yang tergurat di dedaun nasib. dan aku tak pernah mengerti di mana letak titik yang pasti....

Rabu, 29 September 2010

Menelusuri Investasi Fokus

WARREN Buffett mengembangkan strategi investasi fokus pada dunia bisnis.Keunikan investasi fokus adalah titik tekanya pada penelaahan aspek matematika dan psikologi untuk menyusun portofolio. 

 

Model investasi fokus ala Buffett merupakan negasi terhadap manajemen portofolio aktif dan investasi investasi indeks yang sebelumnya lebih diunggulkan para investor. Ciri dari manajemen portofolio aktif adalah terus-menerus membeli dan menjual saham biasa (common stock) dalam jumlah besar. Karena memang tujuan dari portofolio aktif ini adalah berusaha membuat klien puas dan mendapatkan keuntungan dengan cepat. Sementara investasi indeks lebih bersifat pasif, yaitu beli dan tahan menunggu peluang emas. Pendekatan model ini melibatkan penyusunan, kemudian menahan, portofolio terderivasi dari saham biasa yang secara sengaja dirancang untuk meniru perilaku indeks patokan spesifik.

 

Kedua pendukung pendekatan ini sudah sejak lama berperang terbuka untuk menentukan bahwa modelnyalah yang terbaik dan menghasilkan pengembalian investasi lebih tinggi. Masing-masing menunjukkan kelebihannya untuk menarik simpati pengikut.Mana-jer portofolio aktif, berkat keahli-an dan kepiawaian mereka, bisa lebih baik dibandingkan strategi indeks mana pun. Di lain pihak, ahli strategi indeks mengklaim bahwa sejarah belakangan ini lebih membela mereka. Menurut Buffett, meski benar bahwa investasi aktif dan strategi indeks menawarkan diversifikasi, secara umum tak satu pun strategi ini memberikan keuntungan luar biasa dan dapat memuaskan para investor. 

 

Karena itu dengan cepat Buffett menunjukkan bahwa ada alternatif ketiga yang lebih meyakinkan dan menguntungkan investor, yaitu “investasi fokus”. Esensi dari investasi fokus ini adalah memilih sedikit saham yang cenderung menghasilkan keuntungan di atas rata-rata selama jangka panjang, bukan jangka pendek. 

 

Kiprah Investor Ulung

Siapa tak mengenal Warren Buffett, raja investor yang memiliki kekayaan pribadi sekitar 62 miliar dolar AS (versi Forbes 2008, sebelum krisis keuangan)? Nilai kekayaan menempatkannya sebagai orang terkaya sedunia setelah pemilik Microsoft Corporation,Bill Gates.Kebesaran nama Buffett dalam dunia investasi (saham) hingga kini belum ada yang menandingi. Dengan prinsip-prinsip investasinya yang telah teruji oleh waktu membuktikan kesahihan dan otoritasnya dalam berinvestasi. Bakat Buffett dalam dunia investasi memang sudah terlihat sejak ia masih kecil dengan kesukaannya dalam perhitungan numerikal. 

 

Pada usia 6 tahun dia sudah punya impian bagaimana memperoleh uang dan sangat berhemat dengan menyisihkan uang yang dia terima. Menginjak usia 9 tahun, Buffett mulai belajar ilmu investasi saham dengan membuat catatan berupa grafik dari semua jenis saham dan mencantumkan lebih banyak informasi berupa angkaangka. Pada usia 17 dia mendapatkan uang lumayan banyak untuk ukuran seusianya, 5.000 miliar dolar AS dengan bekerja sebagai pengirim koran. Pada usia dewasa dia belajar keuangan di Columbia University. 

 

Di kampus inilah dia kemudian bertemu profesor keuangan beken, Benjamin Graham, yang dinobatkan sebagai bapak analis sekuritas modern dengan bukunya, The Intelligent Investor.Tesis buku itu mengatakan, pasar modal adalah tempat di mana pelaku sering membuat kesalahan dengan bertindak tanpa perhitungan rasional, maka pelaku pasar yang disiplin dan berdasarkan perhitungan rasional yang akan sanggup bertahan dan juara. Dari Benjamin inilah Buffett mengembangkan investasi fokus modelnya sendiri. Selain Benjamin Graham, Buffett mengagumi Philip Fisher. Dua orang yang dianggap sebagai mahaguruolehBuffettitumemiliki karakter investasi berbeda.

 

Graham lebih dikenal dengan strategi investasi nilai. Saat memilih saham,Graham selalu mendasarkan pada analisis fundamental ke-uangan perusahaan dan strategi diversifikasi. Artinya, Graham menekankan pada kriteria kuantitatif, selalu mencari saham yang harga pasar jauh di bawah harga wajar. Sebaliknya, Philip Fisher lebih menekankan pada kriteria kualitatif. Menurut Fisher,sebelum membeli saham sebuah perusahaan,lihat dulu tim manajemen pengelolanya, bagaimana cara perusahaan tersebut dikelola. Buffett melihat, ada kesamaan dari kedua orang pakar tersebut. Keduanya sukses dan sama-sama berpikir jangka panjang untuk setiap investasi.Graham,misalnya, menganjurkan agar investor memilih saham yang layak dipegang, meskipun pasar saham mendadak tutup besok. 

 

Fisher memberi contoh lewat caranya memegang saham Texas Instrument,yang dibeli sejak awal perusahaan tersebut melakukan private placement. Nah, Buffett yang brilian ini mencoba menggabungkan strategi Graham dan Fisher. Sebelum menentukan pilihan, dia akan meriset perusahaan tersebut habis-habisan, dari sisi bisnis, manajemen, finansial, dan pasar. Dengan dasar riset tersebut Buffett mengerti benar bagaimana perusahaan-perusahaan yang hendak dibelinya. Inti dari semua itu,Buffett lebih berpikir tentang investasi jangka panjang,pada saham-saham perusahaan yang produknya dikenal baik. 

 

Kemampuan Warren Buffett memilih saham yang bernilai di bawah harga pasar merupakan bukti hidup yang mengagumkan.Beberapa ahli mengatakan,ke-mampuan itu sekaligus menjadi bukti kegagalan teori akademis yang menyebutkan bahwa pasar bersifat efisien.Artinya harga sahamberkaiteratdenganinformasi yang beredar di publik tentang perusahaan terkait. Menurut Buffett, pasar kerap salah menentukan harga.Pasalnya, harga pasar kerap ditentukan oleh emosi para investor.

 

Padahal emosi para investor bersifat jangka pendek, sementara dalam jangka panjang pasar justru akan mengikuti fundamentalperusahaan.Lantaran itu, Robert dalam buku ini merasa perlu menuliskan keunggulan model investasi fokus ala Buffett yang telah teruji oleh waktu.

-------------------------------------------------------------


Dimuat di SINDO, 19 September 2010

Mohamad Asrori Mulky

Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina, Jakarta.


Judul : The Warren Buffett Portfolio

Penulis : Robert G. Hagstrom

Penerbit : Daras Books, Jakarta

Cetakan : I, Juni 2010

Tebal : 258 Halaman

 

 

Tidak ada komentar: