Oleh Mohamad Asrori Mulky
Tuhan tidak punya sejarah. Sebab Dia tidak terikat dengan ruang dan waktu. Dia bukan ini, juga bukan itu. Tidak di sini, juga tidak di sana. Dia melampaui semuanya. Seluruhnya.
Dan karena itu, yang dimaksud dengan Sejarah Tuhan (History of God) dalam karya ‘keren’ Karen Armstrong, adalah Tuhan yang dapat dipahami, dimengerti, dan dipirkan oleh manusia.
Sejak dulu hingga
kini, dan bahkan pada masa yang akan datang nanti, Tuhan hanya bisa dihampiri
melalui apa yang dapat dipersepsi manusia.Sejarah Tuhan melacak sejarah
persepsi dan pengalaman umat manusia tentang Tuhan.
Begitulah Tuhan,
yang menurut Ibn‘Arabi disebut al Illah fi al Ma’rifah (Tuhan dalam Pengetahuan Manusia). Sementara Tuhan yang
Hakiki nan Sejati, melampaui semua definisi dan kategori. Nirguna (tanpa
sifat), Nirakara (tanpa bentuk), menurut doktrin Advaita Vedanta (Hindu).
Karen Armstrong
menyadari pemahaman tentang Tuhan sedemikian kompleks, ruwet, berubah seiring
perjalanan waktu. Mulai dari agama-agama politeistik yang menganggap Tuhan sebagai entitas
yang bisa didekati secara langsung (imanen/tasybih), hingga monoteistik
yang menjauhkan Tuhan dari manusia (transenden/tanzih).
Di masa lalu, tepatnya pada masa
kanak-kanak saya dulu, saya memahmi Tuhan sebagai yang berwujud (berjenis) laki-laki,
Maha Besar, yang kebesaran-Nya melampaui gambaran tubuh raksasa. Dia (Tuhan) mengangkangi
bumi dan keseluruhan semesta ini. Kapan saja, sebisa Dia mau, mampu menghancurkannya
dengan sekali injakan kaki-Nya.
Tetapi, seiring berjalan waktu,
pengalaman, dan literatur yang saya dalami, pemahaman tentang Tuha seperti saya
sebutkan, telah berubah.Tuhan begitu paradoks; Dia menampilkan diri-Nya sebagai
Yang Awal sekaligus Yang Akhir; Yang Nampak sekaligus Yang Tersembunyi; Yang Jauh
sekaligus Yang Dekat.
Karen Armstrong mengajak pembaca untuk memahami evolusi pemikiran
tentang Tuhan dari zaman kuno hingga era modern. Terutama evolusi pemikiran komunitas tiga agama besar
dunia; Yahudi, Kristen, dan Islam.
Buku ini menggabungkan studi sejarah, filsafat, dan teologi untuk
memberikan perspektif yang komprehensif mengenai bagaimana berbagai peradaban
dan budaya memandang Tuhan. Buku ini juga mengulas berbagai
konflik dan perbedaan dalam pemikiran tentang Tuhan yang sering kali memicu
perpecahan dan perang, namun juga memunculkan pencarian spiritual yang
mendalam.
Selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar