Mohamad Asrori Mulky

ketika cahaya bintang mengintip bayang-bayang sinar rembulan, kuketuk jendela rahasia malam yang tergurat di dedaun nasib. dan aku tak pernah mengerti di mana letak titik yang pasti....

Sabtu, 22 November 2008

Kebangkitan Iran Pascarevolusi

Dimuat di SINDO, Minggu, 22 November 2008


Oleh Mohamad Asrori Mulky

Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta.


Judul Buku : Perang Nuklir?

Penulis : Muhammad Alcaff

Penerbit : Zahra, Jakarta

Edisi : I, September 2008

Tebal : 201 halaman


AWAL 1979, tokoh spiritual dan cendekiawan Iran Ayatullah Ruhullah Khomaeni memimpin sebuah gerakan revolusi untuk menumbangkan penguasa monarki, Shah Reza Pahlevi.


Di bawah komandonya, ribuan massa berbondong- bondong turun ke jalan, menentang, memprotes, dan menuntut Pahlevi untuk segera turun dari jabatannya. Tumbangnya rezim Pahlevi di bawah pimpinan para Mullah, merupakan bencana besar bagi pihak Amerika dan sekutunya.


Pasalnya, selama Pahlevi menjabat sebagai presiden, Iran memiliki hubungan diplomasi yang cukup erat dengan negara adidaya itu. Di mata Amerika, Iran memiliki arti strategis sebagai negara penyanggah untuk membentengiwilayah Timur Tengahdari pengaruh komunisme Uni Soviet.


Selain itu, Iran juga dapat menjamin keamanan sekutu utamanya di wilayah kaya minyak tersebut, Israel. Setelah kemenangan revolusi, negeri para Mullah ini mengorientasikan kebijakan luar negerinya pada penyebaran nilai-nilai revolusi ke negara-negara Arab dan Islam. Tujuannya adalah agar kaum muslim bangkit melawan para penguasa yang represif.


Munculnya gerakangerakan perlawanan di berbagai wilayah konflik di Timur Tengah, seperti Hezbollah, Amal al-Islam, Hamas, dan Tentara Mahdi merupakan efek dari pengaruh revolusi Islam Iran. Revolusi Islam Iran telah memberikan arti yang positif bagi rakyat Iran, bahkan dunia.


Pascarevolusi, pemerintah bersama rakyat bahu membahu membangun kembali negerinya dan melepaskan intervensi bangsa asing. Tekad keras bangsa Iran itu mencapai hasil yang cukup signifikan, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, bahkan militer.


Buku “Perang Nuklir?” karya Muhammad Alcaff ini, menjelaskan tentang kemajuan yang dicapai Republik Islam Iran pascarevolusi. Untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi, Iran berusaha mencapai kemandirian di bidang pertanian dan industri.Upaya ini terus berlanjut meski Iran harus menjalani masa-masa paling sulit, yaitu perang yang dipaksakan Rezim Ba’ats Irak selama delapan tahun.


Meski demikian, ikhtiar tanpa kenal lelah itu akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Iran berhasil mencapai swasembada gandum, sebuah komoditas strategis pertanian. Bahkan, saat ini Iran sanggup mengekspor hasil produksi gandumnya ke sejumlah negara Timur Tengah.


Dalam bidang sains dan teknologi, para pakar Iran berhasil mencapai kemajuan yang pesat.Teknologi ”nano” sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi dan rumit di dunia, ternyata selama bertahun-tahun telah menjadi perhatian dan penelitian ilmuwan Iran.Teknologi ”nano” dapat digunakan untuk keperluan kedokteran, pertanian, dan industri.


Hingga kini, Iran tergolong sebagai negara maju di bidang teknologi ”nano” dan berhasil memproduksi sejumlah komoditas. Dalam bidang pendidikan, pemerintah Iran berhasil memberantas buta huruf. Melalui instruksi Imam Khomaeni, Iran membentuk Lembaga Kebangkitan Melek Huruf.


Hasilnya,angka buta huruf di Iran turun drastis. Tercatat, sebelum revolusi angka buta huruf di Iran mencapai 50%. Pascarevolusi, angka ini berhasil ditekan menjadi 10%. Dalam bidang pertahanan dan nuklir, Iran mengalami perkembangan pesat.Kendati Iran pascarevolusi menghadapi beragam tekanan dan embargo, para ilmuwan dan teknisi militer Iran tidak pernah menyerah untuk memajukan kekuatan pertahanan negaranya.


Tidak heran bila kini Iran berhasil meraih keberhasilan yang tidak pernah diduga sebelumnya dalam bidang persenjataan modern. Saat ini Iran berhasil mengembangkan berbagai bentuk roket. Begitu pula dalam bidang pembuatan helikopter dan pesawat tempur.Sejumlah pesawat tempur berteknologi tinggi, baik berjenis tanpa awak maupun standar, berhasil dibuat Iran.


Di samping itu, program nuklir Iran yang sempat menjadi isu paling panas di dunia internasional, juga menghasilkan prestasi yang mengagumkan. Produksi nuklir yang dikembangkan Iran, murni untuk tujuan damai dan kesejahteraan bangsa Iran. Sebab, nuklir bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, keperluan kedokteran, dan rekayasa genetika dalam bidang pertanian dan peternakan.


Prinsip keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan kemerdekaan yang didengungkan sejak revolusi seakan menjadi roh dan pemecut nyali bangsa Iran.Karena itu,beragam upaya busuk yang dilakukan Amerika tidak bisa menghancurkan Negeri Mullah ini. Dari embargo militer, ekonomi, pembekuan aset Iran di luar negeri dengan atau tanpa Resolusi DK PBB, misalnya, tidak bisa membuat Iran kapok.


Sebagai bangsa yang berkembang, sepertinya kita harus bisa meniru apa yang telah dilakukan bangsa Iran. Sikap merdeka dan mandiri yang dipraktikkan bangsa Iran hingga dapat melakukan lompatan yang mengagumkan, mestinya juga dapat dilakukan bangsa ini. Sebab, hanya dengan cara itulah bangsa kita akan menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri, dan disegani bangsa-bangsa lain.


Buku ini sangat menarik untuk dibaca, tidak saja karena berhasil menyajikan sejumlah data dan fakta mengenai kemajuan Iran pasca revolusi. Lebih dari itu, buku ini membeberkan bagaimana Iran berperan penting dalam melahirkan gerakan-gerakan perlawanan di Timur Tengah, seperti Hezbollah, Amal al- Islam, Hamas, Jihad Islam, dan Tentara Mahdi. Selamat membaca!

Tidak ada komentar: