Mohamad Asrori Mulky

ketika cahaya bintang mengintip bayang-bayang sinar rembulan, kuketuk jendela rahasia malam yang tergurat di dedaun nasib. dan aku tak pernah mengerti di mana letak titik yang pasti....

Sabtu, 01 November 2008

Sihir Laskar Pelangi

Dimuat di Koran Jakarta, 01 Nopember 2008


Oleh Mohamad Asrori Mulky

Peneliti pada Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta.

Judul : Laskar Pelangi - The Phenomenon

Penulis : Asrori S. Karni

Penerbit : Pustaka Hikmah

Cetakan : I, September 2008

Tebal : 263 halaman

Harga : Rp. 49.000



Laskar Pelangi benar-benar telah menyihir masyarakat Indonesia, tanpa kecuali. Dari anak kecil, remaja, hingga orang tua telah terkena sihirnya. Tak hanya bukunya yang terjual hampir 1 juta eksemplar, tapi filmnya juga berhasil menarik simpati para penonton. Film yang diangkat langsung dari novel karya Andrea Hierata ini dalam waktu 10 hari saja telah meraih penjualan 1,1 juta penonton.


Sekali lagi, Laskar Pelangi memang fenomenal. Kisah memoar Ikal dan kawan-kawannya mengejar mimpi ternyata diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Novel tetralogi ini tak hanya manjadi buku yang menghibur secara sastrawi, namun juga mampu menginspirasi dan membius jutaan pembacanya. Sihir apa gerangan yang dipakai Andrea dalam proses penulisan novelnya ini hingga menawan banyak penggemar dan menginspirasi mereka?


Buku "Laskar Pelangi: The Phenomenon" buah karya Asrori S. Karni ini menampilkan kisah-kisah nyata yang terjadi di berbagai bidang dan di berbagai daerah tentang spirit baru yang tumbuh karena efek fenomena Laskar Pelangi. Luar biasa, Laskar Pelangi mampu menggugah jutaan pembacanya tentang arti sebuah pendidikan, cinta, impian, dan harapan. Seseorang yang ingin mengejar cita-citanya, ia harus punya mimpi. Dan mimpi akan terlaksana dengan pendidikan.


Dalam buku ini, Asrori menuturkan bagaimana seorang Bupati Sumba, Jamaluddin Malik tergerak hatinya untuk mendatangkan Andrea ke tempatnya. Ikhtiar ini dilakukan agar penulis novel best seller tersebut dapat mengobarkan api semangat dan merangsang kreativitas kepada ratusan siswa SMP-SMU di Sumba. Sampai-sampai Pemda setempat rela mengeluarkan uang 50 juta untuk honor Andrea diluar biaya akomodasi dan transfortasi. Dan ini mungkin rekor honor tertinggi bagi pembicara sastra di Indonesia.


Melalui novel ini, tak sedikit orang terhentak hatinya untuk berbuat kebajikan. Salah satu contoh, para penguasa Tionghoa Jakarta yang berasal dari Belitong dengan suka rela memberikan bingkisan senilai Rp. 20 juta kepada Lintang, sang jenius dari Belitong. Mereka sangat mengagumi Lintang, tentang perjuangan, bakti, keinginan untuk sekolah dan kecerdasanya. Selain dua kisah nyata ini, masih banyak lagi kisah-kisah yang tak kalah seru, kesemuanya merupakan efek dari Laskar Pelangi.


Buku ini juga mencatat bagaimana proses kreatif Andrea dalam membuat Laskar Pelangi. Tentunya, banyak kendala dan rintangan yang ia hadapi. Ternyata, untuk menulis novel fenomenal tersebut Andrea tidak jarang beberapa kali datang ke Belitong untuk menyegarkan ingatanya kembali. Beberapa kali ia juga harus bertemu dengan kesepuluh teman-teman Laskar Pelanginya di Belitong.


Asrori juga menyajikan kisah bagaimana pada awalnya naskah Laskar Pelangi tidak dipedulikan bahkan hampir dibuang oleh penerbitnya ke tong sampah. Karena dalam pandangan penerbit, seorang yang bekerja di Telkom tidak mungkin bisa menuliskan cerita. Namun, setelah naskah itu dibaca oleh Haedar Baghir, Direktur Mizan waktu itu, dengan spontan ia menyetujui untuk diterbitkan. Setelah diterbitkan, buku itu menjadi best seller di Indonesia dan banyak diganderungi para penggemarnya.


Buku yang dikemas dengan menarik dan atraktif serta dilengkapi dengan foto-foto yang berkaitan dengan novel laskar pelangi termasuk foto-foto saat syuting film laskar pelangi ini memang buku yang menarik dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Jujur, penulispun sangat terkesan dan banyak terinspirasi oleh buku Laskar Pelangi.

Tidak ada komentar: