Mohamad Asrori Mulky

ketika cahaya bintang mengintip bayang-bayang sinar rembulan, kuketuk jendela rahasia malam yang tergurat di dedaun nasib. dan aku tak pernah mengerti di mana letak titik yang pasti....

Minggu, 27 September 2009

Dunia Yang Melengkung dan Krisis Pasar

Dimuat di Majalah Gatra 43 / XV 9 Sep 2009
Oleh Mohamad Asrori Mulky
Anggota International Interreligious Federation World and Peace, dan Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta.

Judul Buku : Kiamat Ekonomi Global
Penulis : David M. Smick
Penerbit : Daras Books, Jakarta
Edisi : I, Juni 2009
Tebal : 328 halaman

Sebuah survei yang dilakukan The Wall Street Journal (2007), yang menggunakan para ekonom kelas dunia sebagai responden, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) kini sedang dalam krisis keuangan. Akibatnya, ekonomi dunia pun di ambang masa kehancuran.

Krisis ekonomi global yang terjadi sekarang ini dinilai oleh sebagian pengamat ekonomi paling buruk, setelah sekitar 80 tahun terakhir pernah mengalami krisis yang sama secara global. Namun keadaan krisis ini bukan karena perang dunia yang terjadi seperti 80 tahun yang lalu, melainkan karena krisis finansial yang dialami Amerika.

Besarnya biaya pembelanjaan militer Amerika menyebabkan krisis ekonomi sejak tahun 2007 lalu. Yang lebih penting lagi, krisis subprime mortgage: kerugian surat berharga property hingga membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock, UBS, dan Mitsubishi UFJ. Akibatnya, pasar-pasar Asia dan Eropa ambruk. Seketika dunia dihadapkan pada krisis likuiditas besar 2007-2008. Dan dengan cepat pula bank-bank dan institusi finansial dunia lainya berhenti mengeluarkan pinjaman. Deal finansial pun berhenti mendadak. Bahkan kredit dunia ikut-ikutan macet karena tidak ada orang yang yakin dengan liabilitas pihak lain.

Kondisi di atas tentu saja sangat mengkhawatirkan keberlanjutan pasar finansial. Karena itu, David M Smick, mantan penasehat ekonomi para presiden AS dan menjadi CEO Johnson Smick International Inc, melalui bukunya “Kiamat Ekonomi Global” ini mengingatkan akan bahaya pasar finansial. Pasalnya, ketidakpastian dan ketidaklengkapan informasi dalam pasar finansial selalu menciptakan mispersepsi antara pedagang dan investor. Karena itu Smick menghimbau para pelaku pasar agar selalu memahami secara mendalam kebijaksanaan konvensional.

Majalah Gatra


Buku yang diterjemahkan dari bahasa aslinya “The World Is Curved” (dunia yang melengkung) ini merupakan penerus sebanding bagi buku Tom Friedman “The World Is Flat” (dunia yang datar). Dalam “The World Is Flat”, Friedman menggambarkan secara jelas bagaimana tekhnologi digital telah mempersempit jarak antar-negara dan merevolusi rantai suplai global makanan dan jasa. Menurut Friedman, tekhnologi digital membuat orang bisa terlibat dalam bisnis dengan orang lain di belahan dunia lain, dan masing-masing bangsa membawa keunggulan komparatifnya ke atas meja perdagangan dunia.

Sementara dalam “The World Is Curved”, Smick melihat dunia lebih psimistis. Menurutnya, dari sudut pandang pasar finansial, dunia ini tidak rata tapi melengkung. Tidak seperti dunia yang memproduksi barang dan jasa, dalam dunia finansial, tidak ada yang berjalan lurus. Dalam pasar finansial selalu saja dipenuhi informasi tidak pasti dan tidak lengkap, karena kurangnya transparansi. Akibatnya banyak hal yang tidak dipahami oleh para pelaku pasar—investor dan pedagang. Selamanya kita tak akan paham sistem finansial dunia yang dalam satu menit tampak indah, dan pada menit berikutnya bertingkah seakan-akan dunia akan segera berakhir.

Yang lebih menarik dari buku ini, Smick juga mengurai bagaimana manuver-manuver China bisa memperburuk dan memperparah keadaan, mengapa bank-bank sentral di seluruh dunia juga tidak bisa berbuat banyak, dan bagaimana cara para bankir dan bankir investasi yang serakah memiskinkan banyak orang. Sehingga jurang kemiskinan makin melebar dan ketidakadilan merajalela.

Sekali lagi, buku ini fokus menelaah sistem finansial internasional yang rapuh dan mengungkap bahwa sistem ini penuh sengketa dan tidak mudah diperbaiki. Alih-alih datar, dunia baru kita yang terglobalisasi ini agak bergelombang dan melengkung.

Ada tiga alasan mengapa buku ini perlu dibaca. Pertama, buku ini merupakan wawasan luar biasa terhadap isi perut keungan global. Kedua, berbicara soal kerapuhan ekonomi dunia yang sedang menggejala. Dan ketiga, buku ini memberi peta jalan realistis di tengah keporak-porandaan yang kita alami sekarang ini.

Tidak ada komentar: