Mohamad Asrori Mulky

ketika cahaya bintang mengintip bayang-bayang sinar rembulan, kuketuk jendela rahasia malam yang tergurat di dedaun nasib. dan aku tak pernah mengerti di mana letak titik yang pasti....

Selasa, 08 Desember 2009

Membongkar Mafia Bilderberg

Dimuat di SINDO, Minggu 05 Desember 2009

Oleh: Mohamad Asrori Mulky

Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta

Judul Buku : The Bilderberg Group

Penulis : Daniel Estulin

Penerbit : Daras Book, Jakarta

Edisi : I, Juni 2009

Tebal : 412 halaman

Beberapa tahun lalu,dunia internasional sempat dihebohkan oleh beredarnya buku yang cukup kontroversial,Confession of An Economic Hit Man, karya John Perkins.


Dalam buku tersebut,Perkins membeberkan konspirasi jaringan multinasional Barat yang bertujuan menjajah ekonomi dunia, terutama negaranegara dunia ketiga, termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Kelompok ini tidak hanya menanamkan benih korupsi, kolusi, dan nepotisme di negara-negara yang menjadi targetnya, tapi juga mengendalikan ekonomi dunia di bawah kendalinya. Apa yang dilaporkan Perkins dalam bukunya itu merupakan bagian dari sebuah mozaik konspirasi penguasaan dunia yang dilakukan Barat.


Pada sisi lain, kita juga dikejutkan oleh informasi yang tidak kalah berbahayanya dari laporan Perkins bahwa ternyata ada sekelompok orang sedang melakukan skenario konspirasi yang jauh lebih besar.Tidak hanya mencakup skenario penguasaan ekonomi, melainkan juga penguasaan politik dan keamanan. Inilah yang disebut oleh kelompok itu dengan gagasan “internasionalisasi”; menjadikan dunia satu kekuasaan politik, satu lembaga keamanan, dan satu kekuatan ekonomi. Ini artinya, nasib dan masa depan dunia sangat ditentukan oleh kelompok tersebut.


Kelompok itu berjuluk Bilderberg Group.Menurut keterangan, kelompok ini sudah mengendalikan dunia selama lebih dari setengah abad dan tersimpan rapi.Tak ada yang tahu, meskipun para wartawan, bagaimana mereka menentukan nasib dunia,kecuali anggota dan partisipannya saja. Mereka tak segansegan menjatuhkan pemimpin negara yang dianggap menentang skenario yang mereka susun. Mereka menciptakan bonekaboneka di berbagai negara dan lembaga demi mewujudkan gagasan yang mereka usung itu.


Dalam buku The True Story of The Bildeberg Group, karya Daniel Estulin, seorang wartawan investigatif Kanada, kita diajak mengorek informasi yang lebih mendalam dari Bilderberg Group.Buku yang dalam penulisannya membutuhkan waktu sekitar 15 tahun ini, secara vulgar mengupas habis agenda konspirasi jahat mereka. Nama kelompok ini (Bilderberg Group) merujuk pada pertemuan pertama mereka.Pada 1954, yang dipelopori Pangeran Bernhard dari Belanda dan penguasa besar Amerika, David Rockefeller, sekelompok tokoh berpengaruh di dunia untuk pertama kalinya bertemu dan menggelar rapat rahasia.


Tempatnya di Hotel Bilderberg yang sangat terkenal mewah, yang terletak di kota kecil di Negeri Belanda, Oosterbeck. Pertemuan yang ketika itu dihadiri sejumlah petinggi dan orang berpengaruh di dunia Barat tersebut semula bertujuan menjalin hubungan kerja sama dan saling pengertian antara Eropa Barat dan Amerika Utara. Pertemuan informal itu akhirnya dikukuhkan menjadi konferensi tertutup yang digelar setiap tahun dan dihadiri undangan terbatas, maksimal 100 tokoh. Lokasi pertemuannya pun berpindah-pindah setiap tahun dan yang pasti di hotel super mewah yang dapat menjamin privasi peserta pertemuan.


Namun, lama kelamaan, sesuai dengan penyelidikan dan penelusuran Daniel, kiprah kelompok itu berubah tidak sekadar hubungan Eropa Barat dan Amerika Utara. Gagasan dasar yang diusung berubah total menjadi membangun sebuah dunia dengan satu kekuasaan politik, kesatuan ekonomi, dan kesatuan keamanan.Istilah yang diusung pun lebih halus menjadi “Internasionalisasi” dunia. Dalam arti lain, mereka ingin membangun “satu pemerintahan dunia” atau perusahaan dunia dengan pasar tunggal dan global, yang dijaga satu pasukan dunia, dan secara finansial diatur satu bank sentral dunia, yang menggunakan satu mata uang dunia.


Niat kelompok itu secara rinci meliputi upaya menciptakan identitas internasional, mengontrol populasi dan opini dunia secara tersentral, dan sebuah tatanan dunia baru tanpa kelas menengah. Dengan begitu, yang ada hanya tuan dan pelayan atau majikan dan budak. Lebih jauh lagi adalah pengawasan terpadu terhadap kebijakan dunia, bahkan mendesakkan sebuah sistem hukum universal. Karena mereka menjalankan proyek-proyek internasional demi mengeruk kekayaan dunia dan mengokohkan kekuasaan mereka hingga bangsa-bangsa di negara berkembang menjadi budak.Maka dengan segera mereka sebar politisi- politisi dan para ekonom kawakkan ke seluruh penjuru dunia untuk bergerak.


Tak segan-segan mereka menebar suap,korupsi dan pengaruh kepada organisasiorganisasi wadah berhimpunnya beberapa negara. Dengan begitu, mereka memberi iming-iming imbalan kepada para pemimpin dunia berupa keuntungan yang sangat besar dan menggiurkan, tapi sebenarnya itu jeratan semata. Sebagai contoh,mereka pernah menjebak Uni Soviet dengan iming-iming bantuan finansial. Jumlahnya sangat menggiurkan: miliaran dolar.


Kompensasi yang harus dibayar adalah Uni Soviet menyerahkan sumber daya alam kepada mereka dengan harga sangat rendah.Tipu daya ini tidak saja pernah dialami Uni Soviet, tapi juga dialami negara-negara dunia ketiga khususnya hingga sekarang. Mereka menjerat negara-negara berkembang dengan pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF) berbunga mencekik. Jebakan ini adalah cara mereka merusak tatanan ekonomi dunia.Tujuan mereka agar negara-negara dunia ketiga lumpuh dan bergantung total kepada mereka.


Setelah mendapat pinjaman dana dari IMF; penduduk negara-negara berkembang menjadi hamba sahaya abadi untuk melayani kepentingan mereka. Setiap tahunnya, anggota inti Bilderberg “menebar jala” demi melokalisir orang-orang ambisius baru untuk bergabung. Wajahwajah baru itu adalah mereka yang diberi jabatan politik strategis, tetapi ia akan segera didepak setelah tak lagi diperlukan.Douglas Wilder misalnya,saat karier politiknya meroket sebagai gubernur kulit hitam pertama AmerikaSerikat,diundang menghadiri pertemuan ini.


Tapi padatahun1984,saat gagal memperoleh satu persen suara pemilihan presiden sebagai wakil Partai Demokrat, namanya dicoret dari daftar tamu pertemuan Bilderberg. Karena itu, untuk mengetahui lebih rinci sepak terjang Bilderberg Group, buku Daniel ini patut dijadikan rujukan.

Tidak ada komentar: